28 Januari 2009

Tembok bikin Masalah

Menurut kalian bagaimana kalau melihat tembok seperti ini... mungkin nggak begitu masalah...
Dengan adanya tembok ini untung ruginya bagi rumahku adalah :

untungnya :
1. nggak akan kepanasan kalau sore.
2.
nggak akan kehujanan kalau hujannya miring.

ruginya :
1.
jemuran agak susah keringnya.
2. nggak bisa lagi liat sunset... halah.
3. nggak bisa lagi liat pak tani macul.
4. nggak bisa lagi liat tetangga sebelah yang ehm...

5. nggak bisa liat Ravi lari-lari.
6. nggak keliatan rumahnya... kan yang bikin rumahku khas karena warna hijaunya jadi temen-temen yang baru pertama kali main pasti kesasar lebih jauh lagi... kasian.

Yang bikin mangkel tu pemilik rumah belum minta ijin dulu sama aku, mungkin dia pikir itu temboknya, pekarangannya jadi mau diapa-apain terserah yang punya... yah bodo amat si... tapi paling nggak tau diri sedikit lah kalau nutup tembok mesti mengganggu tetangga sebelahnya... padahal nutup, mlester, ngaci pasti lewat pekaranganku, belum lagi tukangnya melepas pagar BRC-ku, mengotori halamanku, baju-baju jemuranku dll.

Jujur aku nggak perlu ganti rugi uang atau gula teh atau sebangsanya... cuman permintaan ijin sudah cukup... yah sebagai wong jowo mestinya sama-sama punya etika bermasyarakat.
Baru jadi tetangga baru kok dah kayak gitu... sebel.


2 komentar:

AndreW mengatakan...

Setuju mas, (loh emang minta persetujuan?)....hehehehe....Kadang memang tetangga nggak tau diri....kalo orang jawa bilang ora ndhuwe unggah ungguh dalam bermasyrakat. Tapi yhah dimaafkan sajalah.

Keep peace bro...

Weni Sulistyono mengatakan...

terimakasih atas komentarnya, tapi nggak cuman tembok itu lho... ada yang lain lagi... nanti lain waktu tak posting, cuma aku pikir daripada marah2 ke yg punya rumah mendingan dilampiaskan ke blog.